• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy

MARI MENANAM SERAI

 on Selasa, 16 Februari 2016  

Masyarakat Indonesia baik yang tinggal di daerah pedesaan dan perkotaan pasti tidak asing lagi dengan tanaman serai?. Tanaman serai dalam bahasa jawa (baca:"Sereh") dengan nama ilmiah Cymbopogon citratus merupakan tanaman bumbu alami yang berasal dari anggota suku rumput-rumputan. Tanaman serai awalnya sangat banyak tumbuh liar di daerah hutan-hutan dan lereng gunung di wilayah pulau kalimantan dan sumatera mulai dari ujung Lampung hingga sepanjang Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) menuju utara pulau Sumatera hingga ke Aceh.

Budidaya serai dapat dilakukan dengan berbagai variasi penanaman seperti menggunakan pot, karung (kandi), wadah polybag, atau bahkan dapat ditanam di area lahan terbuka seperti di perkebunan, sawah, ladang, di halaman rumah, daerah perkantoran, taman-taman kota dan tempat pendidikan.

Manfaat Tanaman Serai

Tanaman serai banyak dimanfaatkan orang-orang Indonesia untuk berbagai keperluan, semisal untuk kepentingan bahan baku herbal alami yang digunakan dalam dunia kedokteran (medis), yakni mampu membantu menyembuhkan penyakit hipertensi dengan cara menurunkan darah secara periodik, sebagai obat sakit pinggang, keseleo, luka memar, dan lainnya. Pada beberapa kasus, seperti hewan unggas (itik, ayam, bebek) yang mengalami luka atau lumpuh dapat disembuhkan secara total dengan menggunakan umbi pada tanaman serai dengan cara menumbuk umbi serai sampai halus, kemudian balurkan ekstrak serai yang halus tersebut dengan cara ditempelkan pada bagian kaki yang lumpuh, dan beberapa minggu setelah perlakuan dijamin unggas akan sehat dan normal kembali (bisa berjalan). Hal semacam ini sudah penulis buktikan dengan menggunakan serai untuk menyembuhkan penyakit lumpuh pada itik yang pernah penulis miliki. Segudang manfaat lain seperti, umbi serai dapat dijadikan bumbu atau penyedap rasa masakan, menghilangkan bau anyir (amis) pada makanan jenis kerang-kerangan, ikan, udang, kepiting, bekicot lobster, dan hewan unggas maupun ternak yang amis.

Ciri-Ciri Tanaman Serai

Tanaman serai merupakan tumbuhan dari suku rumput-rumputan, dapat tumbuh bebas di daerah baik dataran tinggi maupun di dataran rendah. Tanaman serai mempunyai ciri-ciri yakni tanamannya mirip dengan rumput ilalang, akarnya dapat membesar membentuk umbi hingga sebesar jempol tangan orang dewasa, batang berupa terna/bukan batang sesungguhnya, termasuk tanaman dikotil, daun berbentuk pedang dengan ujungny lancip, daun berwarna hijau muda, daun menempel pada batang tidak sesungguhnya (batang terna), apabila tanaman sudah memiliki cukup umbi biasanya ditandai dengan terjadinya absisi (pengguguran daun) di bagian mendekati akarnya. Tanaman serai tidak memiliki bunga maupun buah, sehingga tanaman serai ini hanya mampu dikembangbiakan secara vegetatif yakni menggunakan tunas adventif pada akarnya.

Syarat Tumbuh Tanaman Serai

Layaknya tumbuhan lain, serai juga mempunyai syarat tumbuh tertentu. Syarat tumbuh serai yakni dapat ditumbuh-kembangbiakan pada daerah di dataran rendah maupun di dataran tinggi dengan ketinggian lahan mulai dari 100 - 1.000 meter di bawah permukaan air laut (mdpl). Jenis tanah yang cocok yakni tanah aluvial, lempung berpasir, tanah liat hitam-cokelat, tanah humus bekas pembakaran sampah organik & anorganik. Tingkat derajat keasaman tanah (pH) yang sesuai bagi pertumbuhan serai yakni pada rentang 5,5 - 6,5. Suhu yang baik bagi pertumbuhan tanaman serai yakni pada rentang suhu 22 - 32 derajat celcius, sebab apabila suhu terlalu rendah maka akan menghambat pertumbuhan serai, namun sebaliknya apabila suhu terlalu tinggi juga tidak baik karena akan membuat enzim yang ada pada tumbuhan mengalami denaturasi yaitu suatu kondisi dimana enzim tumbuhan mengalami kerusakan akibat suhu yang tidak sesuai, akibatnya tumbuhan akan terhambat pertumbuhan. Kelembaban udara yang baik bagi serai adalah 85%, dengan curah hujan 800 mm/tahunnya, dan pastikan bahwa tanaman serai mendapatkan suplai cahaya matahari cukup sepanjang harinya. Pemupukan secara organik menggunakan pupuk kandang/kompos akan jauh memberikan nilai positif bagi percepatan pertumbuhan umbi.

Cara Budidaya Serai di Kebun dan Halaman Rumah

Budidaya serai sangat mudah, sebab dapat dibudidaya pada berbagai kondisi lingkungan tertentu. Tanaman serai sangat tidak manja dan ngambekan, mampu ditanam pada berbagai jenis tanah meskipun kandungan unsur hara (nutrien) dalam jumlah kurang tercukupi, akan tetapi masih saja tetap menghasilkan umbi-umbi dengan ukuran bervariasi. Untuk menghasilkan panen serai yang menguntungkan, tentu faktor penanaman, serta perawatan adalah kunci utama yang harus diketahui oleh petani holtikultura untuk memperoleh hasil panen yang memadai dan berlimpah ruah. Ada beberapa kiat dalam membudidaya serai diantaranya yaitu proses penyiapan bibit serai, pengolahan tanah, penanaman serai, proses perawatan dasar tanaman, hingga pada tahap pemanenan serta pemasaran hasil panen. Mari simak pembahasan dari point-point tersebut di bawah ini.

1. Pemilihan Bibit Serai Yang Unggul

Pemilihan bibit serai yang unggul artinya bebas dari hama dan penyakit penyerang tanaman. Atau dapat dikatakan bibit serai harus nampak sehat, akar kuat, serta tidak terjadinya kecacatan pada organ tanaman serai. Cara memperoleh bibit serai yakni dengan mencabut beberapa rimpang umbi serai beserta batangnya, dan pastikan bahwa daunnya sudah dipotong, jadi hanya menyisakan batang dan umbinya. Sehari sebelum ditanam, bibit sebaiknya disiram sehari dua kali agar tidak layu, dan membuat tanaman agar nampak sehat ketika ditanam di lahan terbuka (sawah, kebun, ladang, dan lainnya).

2. Pengolahan Lahan Tanam Serai

Untuk pengolahan lahan perkebunan dan halaman rumah sebagai media tanam serai, sebaiknya dengan cara membuat lubang berbentuk persegi dengan ukuran panjang x lebar x tinggi berturut-turut yaitu 50 cm x 50cm x 60cm, dengan jarak tanam antar lubang tanam yaitu 120 cm (sesuaikan kebutuhan lahan). Lubang digali (dicangkul) dengan kedalam 60 cm, kemudian 1/3 (20 cm) dari kedalaman lubang tanam tersebut diberikan pupuk kandang kering/kompos . Sebaiknya gunakan pupuk kotoran ayam/itik/mentok karena akan jauh lebih bagus sebab mengandung mikronutrien seperti Oksigen, Nitrogen, Fosfor, dan lainnya yang mampu mempercepat laju pertumbuhan organ tanaman serai. Namun, penggunaan pupuk hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau, dan lainnya diperbolehkan saja, tidak masalah.

3. Penanam Serai Yang Baik dan Benar

Lubang tanam yang sudah diberi pupuk kandang/kompos dengan ketinggian 1/3 dari tinggi lubang, kemudian disiram dengan air sebanyak 2 Liter, biarkan selama 5 menit hingga air meresap pada pupuk kotoran ternak. Setelah 5 menit dan sudah dipastikan pupuk kandang mempunyai ketercukupan air, selanjutnya masukkan 2 ruas rimpang serai beserta batangnya ke dalam lubang tanam. Letakkan akar tanaman serai persis di atas pupuk kandang tadi, setelah itu kubur rimpang (akar umbi) serai dengan tanah galian yang ada di atasnya. Lalu siram kembali agar tanah di atas pupuk kandang kembali tercukupi kadar airnya.

4. Tata Cara Perawatan Dasar Tanaman Serai

Perawatan dasar pada tanaman serai terbilang cukup sederhana dan mudah dilakukan oleh siapapun. Karena perawatan yang baik dan telaten, akan mempengaruhi secara nyata hasil panen kelak. Oleh sebab itu, bagi petani sayuran tidak boleh meremehkan akan hal ini. Ada beberapa langkah dalam perawatan tanaman serai hingga berproduksi, meliputi:


  • Penyulaman: Penyulaman dilakukan paling lambat 1 - 2 Bulan pertama sejak tanam bertujuan  mengganti tanaman bibit serai yang telah rusak, mati, atau bahkan terserang Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) sebelumnya; Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman bibit serai yang baru dan telah dijamin bebas dari penyakit dan cacat organ.
  • Penyiangan: Bertujuan memastikan serta membersihkan rumput-rumput liar (gulma) yang tumbuh di dekat tanaman serai. Penyiangan dilakukan dengan cara mengoret atau mencabut gulma. Apabila tanaman serai tidak dilakukan penyiangan, maka bisa saja akan ada perebutan unsur-hara (nutrisi organik) antara tanaman serai tersebut dengan gulma. Akibatnya pertumbuhan dan perkembangan serai terhambat. Akan tetapi beberapa petani holtikultur tidak terlalu menghiraukan akan tahap penyiangan ini, dan kebanyakan dari mereka membiarkan tanaman serainya ditumbuhi rerumputan, karena mereka dan beberapa riset (penelitian terdahulu) telah menganggap bahwa ada suatu zat kimia alelopati pada tanaman serai yang secara otomatis akan mampu membunuh rumput-rumput liar yang ada di sekitar tanaman serai. Namun sebagai antisipasi terhadap ketidakberesan dalam budidaya serai, sebaiknya tanaman tetap dijaga agar bersih dari gulma (jauh lebih baik);
  • Penyiraman: Penanaman serai di lahan perkebunan dan halaman rumah sangat membutuhkan ketercukupan air yang memadai untuk mengatur keberlangsungan hidup tanaman serai. Penyiraman dilakukan dengan cara disiram per lubang tanamannya. Penyiraman dapat dilakukan secara tentatif (sesuai kebutuhan) apabila melihat tanah sudah mulai kering. Penyiraman bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah agar tetap stabil, serta air sebagai pelarut universal bagi tanaman agar kecepatan tumbuh serai semakin bagus dan terkendali baik;
  • Penggemburan tanah atau pendangiran: dilakukan bersamaan saat pemupukan kedua atau pada saat pemupukan susulan beriktunya. Tujuan dari penggemburan tanah adalah untuk memperbaiki struktur aerasi di dalam tanah, sehingga kandungan oksigen di dalam tanah akan terjaga baik serta mampu mempermudah dalam proses penyerapan air, oksigen, beserta unsur hara ke akar dan bagian organ tanaman lainnya;
  • Pemangkasan: Pemangkasan dilakukan dengan cara memangkas bagian daun tanaman serai yang sudah tua (berumur di atas 5 - 6 bulan pertama) dan pemangkasan kedua dilakukan pada umur tanaman 12 bulan.Tujuan pemangkasan ini adalah untuk memperoleh rimpang (umbi) tanaman serai yang melimpah ruah serta menguntungkan bagi petani dan pekebun ;
  • Pemupukkan: Teruntuk pemupukan tanaman serai yang ditanam secara monokultur di lahan terbuka (kebun, tegalan, di bawah pegunungan/lereng gunung, serta ladang), yakni  dengan cara memberikan pupuk dasar berupa pupuk kandang kering dari hewan ternak (sapi, kambing, kuda atau pupuk dari kotoran kerbau sebanyak 15 - 25 ton/ha lahan). Dapat juga tanaman serai diberikan pupuk buatan TSP 100 - 200 kg/ha diberikan sebelum tanam (diberikan pada masing-masing lubang tanam). Pupuk susulan berupa pupuk Urea 50 - 100 kg/ha, ZA 200 - 300 kg/ha, dan pupuk KCl 100 - 200 kg/ha diberikan sebanyak 3 kali pada umur 4, 8, dan 16 minggu setelah tanam. 

5. Tahap Pemanenan Serai dan Pemasaran Hasil Panen

Tanaman serai biasanya dapat dipanen mulai umur 8 - 10 bulan sejak tanam awal. Namun kecepatan panen serai tergantung dari seberapa rutin proses perawatan yang diberikan terhadap tanaman ini. Serai dipanen dengan cara berkala, yakni mencabut beberapa saja bagian rimpang umbinya beserta batang. Kemudian serai diikat-ikat dengan tali rafia atau tali dari bambu, kemudian dijual dipasaran atau toko swalayan secara eceran.

Sumber :  http://guruilmuan.blogspot.co.id/2015/08/cara-budidaya-serai-di-kebun-dan.html

MARI MENANAM SERAI 4.5 5 Unknown Selasa, 16 Februari 2016 Masyarakat Indonesia baik yang tinggal di daerah pedesaan dan perkotaan pasti tidak asing lagi dengan tanaman serai?. Tanaman serai dala...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Arsip Blog

Diberdayakan oleh Blogger.

Terunggul

MARI MENANAM CABE RAWIT

Cabe rawit ( Capsicum frutescens ) merupakan tanaman dari benua Amerika. Tanaman ini cocok dikembangkan di daerah tropis terutama sekita...

J-Theme