Paria atau pare (Momordica charantia L.) adalah tanaman sayur yang
termasuk tanaman sayur merambat dengan buah berkerut dan berbintil dan
rasanya pahit. Meskipun rasanya pahit, tetapi bila diolah dengan baik
akan menadi makanan yang sangat enak. Selain itu paria juga mengandung
vitamin C, vitamin A, fosfor, dan besi untuk menambah nutrisi dalam
tubuh. Selain itu ujung pangkal paria mengandung pro-vit A, protein, dan
tiamin. Serat yang ada pada pare juga termasuk banyak, sehingga sangat
baik untuk proses pencernaan. Pada dasarnya paria atau paredibagi
menjadi dua jenis, pertama yang ujung buahnya runcing dan yang kedua
ujung buahnya tumpul. Paria sangat baik ditanam di lahan 1-1000 m dpl
dengan pH 5-6 dan bersuhu antara 24-270C..
Persiapan Lahan
Siapkan lahan dengan cara menaburi lahan yang akan digarap dengan
kompos/pupuk kandang dengan rentang waktu 1-2 minggu sebelum dibajak
atau dicangkul agar gembur. Selanjutnya buat bedengan berukuran lebar
1,5-2,5 m dan tinggi 20 cm denngan panjang bedengan sesuai dengan luas
lahan tanam. Buat lubang dengan jarak tanam 0,75 m x 0,75 m atau 1m x 1
m, atau 45–60 cm per barisan dengan jarak antar baris sekitar 120–150.
Tiap satu lubang bedengan diisi dua bibit dengan jarak tanam yang cukup
agar tanaman tumbuh besar-besar.
Penanaman dan Pemeliharaan
Cara menanam paria bisa dilakukan dengan cara ditanam langsung atau
melalui persemaian. Penanaman langsung yaitu dengan benih ditanam
langsung ke lahan dengan aturan tanam perlubang diisi 2 atau 3 biji
sedalam 2-3 cm. Sekitar 1 minggu setelah tanam akan tumbuh tunas, ketika
tunas sudah memiliki 4 daun, sisakan satu tanaman yang bagus per lubang
tanam. Sedangkan penanaman tidak langsung bisa dengan disemai terlebih
dahulu, hal ini bisa mengantisipasi kematian bibit yang banyak di lahan
tanam. Cara penyemaiannya cukup dengan disemai di media tanam berupa
tanah dan pupuk kandang dengan komposisi 1:1. Beri jarak antara benih
yang disemai 2 cm x 2 cm, kemudian setelah berumur 10 hari, bibit
dipindahkkan ke polybag. Bibit siap ditanam setelah mencapai umur
sekitar 3 minggu setelah semai (setelah muncul 3–4 daun). Rata-rata
dibutuhkan 5-7 kg bibit per hektar atau 13000–17000 tanaman.
Pemeliharaan
Setelah tanaman berumur 3 minggu, lakukan pemupukan susulan berupa
NPK dengan dosis 5-10 g/ tanaman. Pupuk dimasukkan dalam lubang dengan
jarak 10 cm dari tanaman, setelah itu lakukan pemupukan tiap 2 minggu
sekali sampai usia 4 bulan. Paria sangat rentan terhadap kekeringan,
sehingga penyiraman secara berkala setiap hari sangat diperlukan. Selain
itu juga drainase yang baik dibutuhkan agar tidak terjadi genangan air
yang menyebabkan tanaman menjadi busuk. Berikan ajir saat tanaman mulai
merambat (usia 3-4 minggu) dengan tinggi 2-2,5 m. Tujuannya agar
produksi buah bisa meningkat, mengurangi busuk karena jauh dari tanah
yang lembab, juga akan mudah pengendalian hama penyakit yang menyerang
dan pemanenannya. Pemangkasan juga harus dilakukan pada tanaman yang
sudah berumur 3 dan 6 minggu agar tanaman bisa fokus pada pembesaran.
Pemanenan
Panen paria untuk dikonsumsi buah buahnya adalah pada umur sekitar 55
hari setelah tanam. Ciri-cirinya pada bintil dan keriputnya masih rapat
dan warnanya masih hijau muda. Sedangkan untuk panen diambil benihnya
bisa menunggu sampai buah matang dan berwarna kuning dengan pembungkus
biji berwarna merah, sebaiknya dijaga agar pada saat pemanenan
benar-benar tua. Rata-rata perbuahnya paria dapat mencapai 10–12 buah,
itu artinya perhektar bisa mencapai 10– 15 ton.
Sumber : http://cara.media/menanam-dan-budidaya-paria-atau-pare/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar