Tanaman
ini asli Eropa dan Asia. Ditemukan tumbuh liar di Eropa, Afrika Barat
Laut, Asia ke Timur sampai Iran. Dibudidayakan lebih dari 2000 tahun
lalu dan digunakan sebagai makanan dan obat-obatan oleh bangsa Yunani
dan Roma. Ada dua jenis rebung Asparagus, yaitu yang berwarna putih dan
yang berwarna hijau. Bagian yang dikonsumsi adalah rebung muda.
Asparagus penghasil rebung, sebenarnya juga sudah sejak jaman Belanda
tumbuh di kawasan dataran tinggi, namun fungsinya untuk dipanen daunnya
sebagai tanaman hias. Sebenarnya, Asparagus yang ditanam untuk diambil
daunnya, adalah jenis Asparagus setactus yang marambat. Asparagus jenis
ini banyak ditanam di teras rumah dan dirambatkan dengan tali, kawat
atau kayu. Selain itu masih ada Asparagus densiflorus dan Asparagus
umbellatus yang banyak dijadikan elemen taman karena bentuk tajuknya
yang tebal dan indah mirip ekor tupai. Juga Asparagus falcatus yang
daunnya besar-besar hingga sepintas tidak tampak sebagai Asparagus.
Asparagus setaceus ini disebut juga dengan Asparagus officinalis yang
merupakan tanaman penghasil rebung. Tanaman Asparagus (Asparagus
officinalis), merupakan tanaman tahunan. Asparagus memiliki batang dalam
tanah (rizoma), yang akan menumbuhkan rebung. Sementara “batang” yang
tampak di luar tanah merupakan tempat tumbuhnya cabang, ranting dan
daun. Daun Asparagus berbentuk jarum. Sepintas tanaman Asparagus
penghasil rebung ini mirip dengan cemara. Namun tinggi tanaman hanya
sekitar 1 m, dengan diameter batang hanya 1 cm. Di Indonesia, Asparagus
cocok dibudidayakan pada lahan dengan ketinggian antara 600 sd. 1700 m.
dpl. Pembibitan Asparagus dapat dilakukan secara vegetatif dengan kultur
jaringan, anakan yang berasal dari tunas maupun setek, serta secara
generatif dari biji. Dari ke tiga asal bibit tersebut, bibit yang
berasal dari biji lebih baik. Dalam pembibitan dengan biji terdapat 5
tahap, yaitu :
1. Perendaman benih
Asparagus
berbuah buni berbentuk bulat dengan diameter 0,5 cm. Warna buah hijau
ketika masih muda dan akan berubah menjadi cokelat kehitaman ketika
telah tua. Buah masak ditandai dengan warna hitam serta lembeknya kulit
buah dengan daging buahnya yang sangat tipis. Biji Asparagus berwarna
hitam dengan kulit biji sangat keras. Untuk mempercepat perkecambahan
perlu dilakukan perendaman biji dalam air dingin ( suhu 27° C) yang
dicampur dengan zat perangsang tumbuh (ZPT), selama 24 – 48 jam. Selama
itu air rendaman diganti 2 -3 kali untuk menjaga suhu serta ketersediaan
oksigen. Dengan perendaman demikian, perkecambahan benih bisa
berlangsung lebih cepat, dengan tingkat keberhasilan lebih tinggi. Biji
ynag mengambang pada saat perendaman dibuang. Setelah 24 – 48 jam
perendaman, benih ditiriskan.
2. Persemaian
Lahan
persemaian dipilih lahan yang berdrainase baik, bukan bekas lahan
tanaman Asparagus, tanahnya gembur, subur dan berpasir. Tanah diolah,
diberi pupuk dasar dan Furadan 3G untuk menghindari hama. Bedengan
dibuat dengan lebar 120 cm, tinggi 20 – 25 cm, lebar parit 40 cm dengan
kedalaman 40 cm. Benih disemai dengan jarak 15×10 cm, dengan kedalaman
2,5 cm, setiap 1 lubang ditanam 1 biji. Di atas permukaan tanah ditutup
jerami atau sekam kemudian disiram secukupnya. Perkecambahan benih bisa
2-6 minggu tergantung suhu, kelembaban tanah dan kedalaman tanam. Pada
suhu di bawah 20o C, perkecambahan berlangsung sangat lambat.
3. Perawatan persemaian
Meliputi pencegahan hama dan penyakit dilakukan seawal mungkin.
4. Pemupukan
Sewaktu masih dipersemaian setiap 20 – 30 hari dilakukan pemupukan susulan urea.
5. Seleksi dan Pencabutan benih
Pemindahan
bibit dari pembibitan ke lapangan umur 5-6 bulan. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemindahan bibit diantaranya bibit yang akan
dipindahkan adalah bibit yang sehat. Bibit yang sudah dicabut harus
segera ditanam; dan sebelum penanaman akar dipotong, disisakan 20 cm,
dan pucuk tanaman dipangkas hingga tinggi tanaman hanya ± 20 cm.
Pengolahan Tanah di lahan pertanaman
Sebelum
penanaman, lahan yang akan ditanami Asparagus dibajak dalam dan merata.
Dibuat parit dengan kedalaman 15 – 20 cm untuk tempat tanaman dan jarak
antar parit 1,25 – 1,5 m. Pada awal tanam tidak digunakan pupuk kimia,
tetapi menggunakan pupuk kandang.
Penanaman
Jarak
tanam di lapangan 40 – 50 cm. Penanaman dilakukan pada pagi hari
sekitar jam 9 atau pada sore hari sekitar jam 4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman Asparagus meliputi :
1. Pembumbunan
Apabila
tunas sudah mulai tumbuh, dapat dilakukan pembumbunan. Caranya,
kira-kira sebulan setelah tanam, pembumbunan awal dimulai, tidak perlu
tinggi-tinggi, tapi sedikit demi sedikit disesuaikan dengan pertumbuhan
tanaman. Pembumbunan dilakukan setiap 2 – 4 minggu sekali, sehingga lama
kelamaan setelah umur 9 bulan, tempat tanaman yang semula berupa parit,
sekarang berubah menjadi guludan, sebaliknya yang semula guludan
berubah menjadi parit dan tanaman tingginya sudah mencapai 1 M. Semula
dalamnya parit 30 cm, tingginya guludan 30 cm, setelah dibumbun, akar
asparagus akan terbenam sedalam 60 cm, ini merupakan ukuran panjangya
rebung asparagus yang dipanen. Pada musim hujan, parit diperdalam. Hal
ini karena Asparagus tidak menyukai genangan air. Pembumbunan dilakukan
sekaligus dengan penyiangan dan pemanenan rebung.
2. Pemangkasan
Pemangkasan
dilakukan setelah induk tanaman membentuk 8 – 10 batang, selebihnya
dipangkas. Setelah mendekati masa panen batang yang dipelihara cukup 3 –
5 batang saja, selebihnya dipotong sebagai rebung asparagus..
Pemangkasan juga dilakukan pada cabang dan batang yang terserang hama
atau penyakit. Rebung baru bisa dinikmati setelah berumur 8-9 bulan atau
2-3 bulan setelah pemindahan dari pembibitan.
3. Pengairan dan drainase
Dilakukan
dengan cara menggenangi parit (di-Leb) setinggi setengah dari tinggi
guludan, ditunggu hingga air meresap sampai atas, kemudian sisa air
dibuang. Pengairan pada musim kemarau dilakukan tiap 1 minggu sekali.
4. Pemupukan susulan
Pemupukan
dilakukan secara top dressing dengan N dan K tinggi, P rendah. Selain
pupuk susulan biasa, setiap tahun juga dilakukan pemupukan berkala,
yaitu pemupukan berat seperti saat pertama kali tanam. Pada saat
tersebut tidak dilakukan panen selama 3 – 4 minggu (fase istirahat) dan
dilakukan seleksi induk. Pupuk susulan dilakukan dengan cara membuat
parit sepanjang barisan berjarak 20 cm dari tanaman, dalamnya parit 15
cm kemudian pupuk dicampur dan ditutup dengan tanah. Pupuk susulan kimia
diberikan setiap bulan, sedangkan pupuk kandang diberikan setiap 3
bulan sekali. Pupuk susulan ke empat kembali lagi seperti pupuk I, dan
seterusnya.
5. Pengelolaan hama dan penyakit
Tanaman
induk yang mati karena terkena hama atau penyakit dipotong dan diganti
dengan cara membesarkan batang yang tumbuh normal. Hama yang sering
dijumpai adalah ulat grayak dan ulat tanah yang menyerang selama periode
transisi musim kemarau ke musim hujan, sedangkan penyakit yang
menyerang dari golongan jamur. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan
secara mekanik selama serangan belum terlalu berat. Aplikasi pestisida
dilakukan jika serangan sudah cukup berat. Pestisida yang digunakan
adalah pestisida organik (Daun Tembakau).
Panen
Panen
dapat dilakukan mulai umur 8-9 bulan atau 2 – 3 bulan setelah
pemindahan. Panen dilakukan dengan memotong rebung dan kemudian menimbun
kembali sekeliling tanaman dengan tanah/kompos. Cara panen dengan
memotong batang muda merupakan cara yang lebih baik, karena cara
tersebut tidak merusak sistem perakaran tanaman yang dijadikan indukan.
Pemanenan daun Asparagus (juga rebungnya), dilakukan dengan interval 1
sd. 1,5 bulan di kawasan tropis, sementara di kawasan sub tropis antara
1,5 sd. 2 bulan. Biasanya sampai dengan umur 9 bulan rebungnya masih
kecil-kecil dan produksinya hanya 10 kg per hektar. Tapi apabila sudah
berumur 2,5 – 4 tahun produksi sudah 50 kg per hektar. Jika panen
pertama dilakukan pada umur 3 bulan setelah pemindahan, maka penen kedua
pada umur 4 bulan dengan interval panen 2 hari sekali, bulan kelima dan
seterusnya dapat dipanen setiap hari.
Sumber : http://tipspetani.blogspot.co.id/2011/06/budidaya-tanaman-asparagus.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar